twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Minggu, 29 Juni 2014

Cinta Kopma di Lembah Ramma



Al Fahmul Amin Afni

Sore itu, dihari yang diberkahi Allah SWT, jum'at 20 Juni 2014 tepatnya pukul 16.00 wita lewat sedikit kami menyusuri padatnya jalan Kota Daeng menuju Kota Bunga, Malino. Tujuan kami hanya satu, mengibarkan bendera lembaga tercinta Kopma "Almamater" UNM diujung pemberhentian kami, Lembah Ramma'.

Puncak Talung

Tepat pukul 21.00 wita, kami meninggalkan Desa Lembanna, desa pemberhentian para pendaki. Dari sinilah kami memulai perjalanan dengan berjalan kaki. Menyusuri malam dalam dekapan udara dingin khas Kota Bunga, bermodalkan Headlamp dan sebuah azzam yang kuat. Diantar dengan do'a dan harapan. Berharap cuaca bersahabat, berharap kami tiba dan kembali dengan selamat, berharap perjalan ini menjadi sebuah inspirasi, menjadi sebuah titik balik, dan menjadi sebuah catatan pahala menyusuri ciptaan SANG ARSITEK.

Perjalanan kami terbilang lambat, rombongan ini diisi oleh kebanyakan pendaki pemula, termasuk saya.
Mengingat tulisan seorang sahabat "Kebersamaan itu butuh kesabaran, karena kita sadar bahwa berjalan bersama/rombongan akan lebih lambat dibanding berjalan sendiri".
Sekitar pukul 02.30 dini hari kami tiba di Talung. Cuaca yang semakin dingin dan tubuh yang mulai lelah memaksa kami mendirikan tenda di lokasi ini. Perjalanan akan kami lanjutkan esok hari. Setelah membereskan tenda dan perlengkapan lainnya, kami melangkahkan kaki menuju Lembah Ramma’ yang sekiranya masih memerlukan 1 jam perjalanan.


Disapa Sang Fajar, alarm tubuh membangunkan kami melaksanakan kewajiban sholat subuh. Air wudhu yang meyentuh kulit dinginnya menusuk ke tulang bahkan ketika berkumur gigi serasa tanggal semua, hehehehe.
Disuguhi pemandangan alam yang luar biasa, dikelilingi gunung yang berdiri kokoh bak Sang Raja di singgasananya, lokasi tenda kami yang berada di tepi danau dan tak jauh dari sebuah sungai menambah nikmat suguhan alam ciptaan-NYA.
Terima kasih sahabat, perjalanan ini hebat !
Memberi ku banyak pengalaman, memberi ku banyak kenangan, menjadi sekeping cerita pelengkap puzzle kehidupan.



Bagiku, ini bukan hanya sebuah jalan-jalan, bukan hanya sebuah hobi, bukan hanya karena kita mencintai alam, apatah lagi untuk menaklukkan alam karena sesungguhnya alam ini tak bisa kita taklukkan.  Kita lah yang sesungguhnya menaklukkan diri sendiri, menaklukkan kemalasan, menaklukkan kelelahan, menaklukkan kelaparan, menaklukkan egoisme.
Ini adalah perjalanan ibadah, perjalanan pecinta alam demi semakin mencintai Sang Pencipta Alam.

0 komentar:

Posting Komentar